Minggu, 12 Juni 2011

Geger Beach

~ bibir pantai arah utara ~


~ bibir pantai arah timur ~


Beberapa waktu belakangan ini saya dan suami sedang senang-senangnya mengunjungi pantai-pantai yang belum pernah kami kunjungi berdasarkan referensi dari teman atau hanya melihat peta bali saja. Selama ada jalan menuju pantai itu, kami yakin pasti bisa sampai. Hehehehe… Dan minggu ini kami memutuskan ke pantai bernama Geger. Dengan bermodalkan peta dan makanan kecil pergilah kami dari daerah tempat tinggal kami di sekitar benoa.

~ peta Geger Beach ~


Geger Beach terletak di nusadua.. dan agak terpencil. Untuk masuk ke pantai ini kita harus masuk ke daerah vila-vila besar yang masih banyak pohon rimbun di kiri dan kanan. Perjalanannya kira-kira memakan waktu sekitar 35 menit dari Bandara Ngurah Rai kalau lalulintas sedang tidak macet. Untuk masuk ke dalam area umum Geger, kami harus membayar retribusi sebesar Rp.5000.

Geger memang tidak sepopuler Kuta maupun Sanur. Tapi apa yang kami temukan di sana lebih menarik. Hamparan pasir yang mengundang untuk sekedar berjemur atau bermain, ombak di pantai yang tenang, karena ombak laut pecah cukup jauh dari bibir pantai. Mirip-mirip dengan sanur, tapi di sini lingkungannya lebih asri dan tidak terlalu ramai. Sepanjang bibir pantai banyak bangku-bangku pantai yang disewakan. Satu set payung dengan dua bangku dibandrol sebesar Rp 40.000. bisa di pakai sepuasnya kok… dan juga ada beberapa cafĂ© yang menawarkan makanan-minuman dari yang ringan sampai yang berat. Untuk yang mau hemat, bisa memilih makanan kecil yang dijajakan oleh warung yang juga ada di sekitar pantai. Karena ini salah satu perjalanan hemat saya, maka saya memilih untuk membeli makanan dan minuman di warung kecil. 1,5 liter aqua besar plus 6 buah pisang goreng berhasil saya tukarkan dengan uang Rp 10.000 saja. Dahaga terpuaskan… perut juga kenyang. Hahahaha…

Aliran sungai yang harusnya bermuara di pantai Geger sudah di timbun, hal ini membuat air di pantai ini sejernih kristal dan memungkinkan pembudidayaan rumput laut musiman. Para petani rumput laut banyak memasang jarring dan tali-tali untuk rumput laut. sayangnya tali tersebut membuat kita kurang leluasa berenang. Tetapi dengan adanya jarring-jaring, laut menjadi bersih. Pagi ketika saya sampai, masih dapat kita temui nelayan-nelayan local yang sedang memancing kira-kira 4 meter dari bibir pantai.

Ketika matahari semakin tinggi, air laut mulai surut dan puncaknya dari jam 10.30 sampai 11.30 air laut akan surut sejauh ratusan meter, membuat kita dapat melihat dasar laut yang dipenuhi oleh jaring dan rumput laut. Pada waktu ini lah petani rumput laut akan turun ke pantai memanen hasil. Saya sempat mengobrol dengan salah seorang pekerja, dari beliaulah saya mendapatkan informasi bahwa rumput laut yang dikumpulkan akan di jual ke pengumpul Rp 12.000/kg yang selanjutnya akan di proses.


~ bibir pantai ketika air mulai surut ~


~ petani rumput laut ~


~ saya dan ibu pengumpul rumput laut dari jawa ~


Saat air laut surut adalah saat yang menyenangkan untuk berburu kerang dan berjalan mengitari bukit batu karang yang terputus jalannya apabila air sedang pasang. Gua-gua alami batu karang yang besar sangat memukau untuk di nikmati maupun dijadikan objek foto. Tekstur pasir di pantai ini merupakan campuran pasir merica dan pasir halus. Pasir merica ada di sepanjang bibir pantai, dan pasir halus ada di dalam laut dan gua. Banyak turis asing yang dating ke pantai ini membawa anak-anaknya dan membiarkan mereka bermain di pantai tanpa rasa khawatir. Juga ada turis-turis yang berjemur topless dikarenakan pantai canggu yang menghadap timur membuat matahari pagi bersinar di daerah ini.


~ bukit karang yang hanya bisa dilewati bila air surut *lovely ~


~ gaya dulu ^_* ~


~ the big cave ~


~ beautiful view from the cave ~


Setelah puas menyusuri bibir pantai yang menjorok ke laut, kami pun kembali ke bangku pantai ketika air mulai pasang. Menikmati sinar matahari & angin lembut sambil memikirkan tujuan selanjutnya minggu depan… 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar